Senin, 29 November 2010

Suporter 'Bonek' Persebaya Ngamuk di Solo

Solo (tvOne)
Suporter sepak bola berasal dari Surabaya yang dikenal dengan sebutan "Bonek" (Bondho Nekat), yang menumpang kereta api (KA) Pasundan, jurusan Surabaya-Bandung mengamuk saat melintasi wilayah Kota Solo, Jumat.

Ribuan suporter Bonek itu akan menyaksikan pertandingan antara kesebelasannya, Persebaya, melawan Persib, di Bandung.

Saat kereta itu memasuki wilayah Solo, mereka terlihat melemparkan batu dari dalam kereta dengan sasaran masyarakat dan berbagai tempat lainnya di sepanjang jalur kereta tersebut. Mereka tampak berdesak-desakan di KA Pasundan yang terdiri atas delapan gerbong. Bahkan, relatif banyak suporter yang nekat naik di atas gerbong.

Sejak Stasiun Palur, Solo, hingga Stasiun Gawok, Sukoharjo, mereka melempar batu ke rumah-rumah warga di sepanjang tepi kanan dan kiri jalur kereta itu. Sejumlah warga setempat terluka akibat terkena lemparan batu.

Beberapa warga setempat lainnya yang melihat ulah suporter itu dan terpancing emosinya, membalas dengan lemparan batu. Salah seorang calon penumpang KA Prameks jurusan Solo-Yogyakarta di Stasiun Jebres, Gimin, mengaku, takut menghadapi ulah suporter itu. "Saya berlindung di tempat yang aman, dari pada kepala bocor terkena lemparan," katanya.

Pihak kepolisian setempat telah berupaya mengantisipasi kejadian itu dengan menurunkan sekitar 250 anggota Brimob dan Dalmas untuk menjaga keamanan di sepanjang jalur kereta di Solo.

Kepala Poltabes Surakarta, Kombes Pol Joko Irwanto, didampingi Kepala Bagian Operasi, Kompol Slamet Riyadi, tampak memimpin jajarannya untuk mencegah gangguan lebih serius atas situasi keamanan dan ketertiban masyarakat saat suporter itu melintas di sepanjang jalur setempat.

Kereta Api Pasundan memasuki wilayah itu sekitar pukul 11:30 WIB. Sebanyak 60 anggota Dalmas dan Brimob Poltabes Surakarta yang siaga di Stasiun Palur masuk kereta untuk mengawal perjalanan mereka hingga Stasiun Gawok.

Namun, katanya, jumlah suporter cukup banyak dan di antara mereka ada yang naik ke atap kereta. "Itu membahayakan keselamatan jiwanya," katanya.

Saat kereta itu memasuki Stasiun Jebres, beberapa suporter meloncat dari kereta untuk mengambil batu dan melemparkan kepada petugas, warga, dan calon penumpang di stasiun itu.

Hal serupa terjadi di Stasiun Balapan dan Purwosari. Sejumlah warga dan petugas keamanan yang luka karena terkena batu dibawa ke rumah sakit setempat.

Senin, 22 November 2010

suporter indonesa

  • Dua

    Karena LPI team pecah jadi Dua ADA gejala menarik di beberapa bulan belakangan. Klub-klub di Indonesia beramai-ramai memecah menjadi dua. Tidak terkecuali Persebaya Surabaya. Pemecahan dilakukan demi mendapatkan satu tempat di ...1 Komentar
  • Darah dan Air Mata Sepak Bola Indonesia (2)

    Darah dan Air Mata Sepak Bola Indonesia (2) Sekarang ini berita-berita sepak bola Tanah Air sangat diramaikan oleh konsep membangun kompetisi. Di situ, klub mendapatkan keuntungan dari pengelolaan kompetisi dan kemandirian ...2 Komentar
  • Darah dan Air Mata buat Sepak Bola Nasional

    Darah dan Air Mata buat Sepak Bola Nasional Melihat perkembangan sepak bola nasional Indonesia sekarang ini, intinya seperti melihat panggung teater dengan nuansa teatrikal budaya kedaerahan. Aktor beserta kepiawaiannya menjalankan peranan masing-masing ...2 Komentar